Trompet Kabul Mengais Rezeki SUGBK

Meski kick off pertandingan semifinal Piala AFF 2010 Filipina versus Indonesia baru dimulai pada 19.30 WIB, bunyi trompet sudah bersahutan di tengah keramaian calon penonton di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno. Beberapa penonton sudah siap memberi dukungan, termasuk dengan lengkingan trompet.
Sebagian trompet itu berasal dari Kabul (34). Dia sengaja mengais rezeki Stadion Utama Gelora Bung Karno selama pertandingan Piala AFF dengan menjual trompet. Kabul juga tak henti-hentinya meniup trompet kuning sembari mengumbar senyum menawarkan dagangannya.

"Dagangan masih sepi kalau siang-siang begini. Biasanya banyak yang beli mulai pukul 06.00 sore," kata Kabul ketika ditemui Kompas.com di depan Pintu VII Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (16/12/2010).

Warga asli Semarang yang sudah menjajakan trompet sejak tahun 1996 itu mengaku penjualan trompet paling tinggi terjadi saat laga penyisihan AFF Suzuki Cup 2010 antara Indonesia dan Thailand. "Sebanyak 15 lusin ludes terjual pada 30 menit sebelum pertandingan dimulai," ungkapnya.

Kabul dan seorang temannya datang ke stadion tersebut sekitar pukul 08.00 dengan membawa 20 lusin trompet. "Kami beli trompet impor dari China di Pasar Pagi Asemka. Beli yang impor karena bahan plastiknya bikin trompet tahan lama dipakai," kata warga Kebayoran Baru ini. Trompet asing ukuran sedang dijual Rp 5.000 dan yang besar Rp 10.000.

Bukan hanya Kabul dan temannya yang mengais rezeki lewat trompetnya. Ada ratusan penjual trompet seperti dirinya. "Tidak masalah. Kita kan sama-sama mengadu nasib di sini," ujar Kabul.

Bunyi trompet impor Kabul pun kembali bergema bersama bunyi trompet-trompet lainnya di tengah riuhnya penonton yang melenggang menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno. Lengkingan trompet mengundang para suporter untuk membelinya, demi masa depan Kabul dan kawan-kawan, juga demi penyemangat tim "Garuda" dalam menjalani pertandingan.
Sumber: Kompas.com