Kesuksesan Indonesia lolos ke final Piala AFF 2010 tidak lepas dari sosok pelatih Alfred Riedl. Menyandang catatan produktivitas oke, apakah 'Pasukan Garuda' sudah menyerap ilmu dari Riedl yang dulunya dinilai sebagai striker hebat?
Semasa belum terjun ke dunia kepelatihan, Riedl menjalani karir sebagai pemain sepakbola profesional yang berposisi di lini depan alias penyerang.
Karir Riedl dimulai saat bermain bagi FK Austria Wien. Lalu dia pindah ke klub Belgia, Sint-Truiden pada usia 22 tahun.
Puas bermain selama 8 musim di Divisi I Belgia, Riedl kemudian melanjutkan karir sepakbolanya di FC Metz Prancis. Namun, di Negeri Mode tersebut, dia hanya bermain setahun dan kembali ke Austria pada musim berikutnya di klub Grazer AK. Catatan prestasi terbaiknya adalah menjadi dua kali top skorer di Divisi I Belgia.
"Riedl pelatih bagus. Dia dulu striker hebat, dan dia sudah mencetak 200 gol," puji pelatih Persema Malang Timo Scheunemann usai meninjau latihan timnas di lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Rabu (22/12/2010).
Boleh jadi kelihaian Riedl menjebol gawang lawan itu juga menular ke skuad 'Merah Putih'. Tengok saja catatan gol Indonesia di Piala AFF sejauh ini.
Dari tiga laga fase grup saja, Cristian Gonzales cs sudah memasukkan 13 gol. Jumlah itu bertambah dua usai melakoni semifinal, sebuah angka terbanyak di Piala AFF 2010. Imbasnya, Cristian Gonzales pun masih jadi topskorer sementara dengan tiga gol.
Meski begitu, Timo menilai kalau ketajaman Riedl sebagai striker dulu tidak tak lantas berpengaruh pada permainan timnas. Sukses Firman Utina cs ia nilai lebih kepada keseimbangan permainan.
"Nggak mempengaruhi, tim nasional bermain lebih balance. Buktinya Firman harus mundur dan Okto harus mundur," tuntas pria asal Jerman ini.
Sumber: detiksport.com